Thursday, July 12, 2012

ARTIKEL PEMANASAN GLOBAL ( GLOBAL WARMING ) DI DUNIA KHUSUSNYA di INDONESIA

Bumi telah menjadi lebih hangat sekitar 1ºF (0.5ºC) dari 100 tahun yang lalu. Tapi mengapa? Dan bagaimana? Sebenarnya para pakar ilmu pengetahuan juga tidak tahu pasti. Bumi bisa saja menjadi hangat secara alami, tetapi banyak ahli iklim dunia yang percaya bahwa tindakan manusia telah membantu membuat Bumi menjadi lebih hangat. Efek Rumah Kaca, Perubahan Iklim, dan Pemanasan Global Efek Rumah Kaca.

Para ahli sudah setuju bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas
Pernahkah kamu melihat sebuah rumah kaca? Rumah kaca umumnya berbentuk sebuah rumah kecil yang seluruhnya terdiri dari kaca dan dibangun untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman, terutama diwaktu musim dingin. Bagaimana rumah kaca bekerja? Panel-panel kacanya membiarkan sinar matahari masuk tetapi menjaga energi panas yang disebabkannya hilang ke udara. Untuk mudahnya, bayangkan kalau kamu masuk ke dalam mobil yang diparkir dibawah sinar matahari, joknya terasa panas bukan? Nah, begitu juga tanaman yang ada didalam rumah kaca, panas yang ditahan menyebabkan tanaman dapat bertahan di musim dingin.
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Planet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi . Jadi sih intinya Bumi kita tuh memanas karena sinar matahari yang sudah masuk ke bumi kita tidak bisa keluar lagi karena gas-gas rumah kaca tadi membentuk lapisan di atmosfer yang memantulkan sinar matahari tadi Untuk membayangkan efek rumah kaca ini sangat mudah. Mungkin ada di antara anda yang sudah pernah merasakan bagaimana ketika pertama kali memasuki sebuah mobil yang diparkir di tempat yang panas. Temperatur di dalam mobil akan terasa lebih panas daripada temperatur di luar, karena energi panas yang masuk ke dalam mobil terperangkap di dalamnya dan tidak bisa keluar.
Pemanasan Global (Global Warming)
Pemanasan Global adalah suatu istilah yang menunjukan adalahnya kenaikan rata-rata temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan dalam iklim. Bumi yang lebih hangat dapat menyebabkan perubahan siklus hujan, kenaikkan permukaan air laut, dan beragam dampak pada tanaman, kehidupan liar, dan manusia. Ketika para ahli ilmu pengetahuan berbicara mengenai permasalahan perubahan iklim, yang menjadi pusat perhatian adalah pemanasan global yang disebabkan ulah manusia. Mungkin sulit untuk dibayangkan bagaimana manusia dapat menyebabkan perubahan pada iklim di Bumi. Namun, para ahli sepakat bahwa ulah manusialah yang memacu besarnya jumlah gas rumah kaca dilepaskan ke atmosfir dan menyebabkan Buni menjadi lebih panas.
Dahulu, semua perubahan iklim berjalan secara alami. Tetapi dengan adanya Revolusi Industri, manusia mulai mengubah iklim dan lingkungan tempatnya hidup melalui tindakan-tindakan agrikultural dan industri. Revolusi Industri adalah saat dimana manusia mulai menggunakan mesin untuk mempermudah hidupnya. Revolusi ini dimulai sekitar 200 tahun lalu dan mengubah gaya hidup manusia. Sebelumnya, manusia hanya melepas sedikit gas ke atmosfir, namun saat ini dengan \'bantuan\' pertumbuhan penduduk, pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan, manusia mempengaruhi perubahan komposisi gas di atmosfir.
Semenjak Revolusi Industri, kebutuhan energi untuk menjalankan mesin terus meningkat. Beberapa jenis energi, seperti energi yang kamu butuhkan untuk membuat pe-ermu, datang dari makanan yang kamu makan. Tetapi energi lainnya, seperti energi yang digunakan untuk menjalankan mobil dan sebagian besar emergi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang dari bahan bakar seperti batubara dan minyak bumi - atau lebih dikemal sebagai bahan bakar fosil karena terjadi dari pembusukan fosil makhluk hidup. Pembakaran bahan bakar fosil ini akan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir.
Kapan kita melepas Gas Rumah Kaca ke Udara? Kapan saja kamu ….
Nonton TV
Memasang AC
Menyalakan Lampu
Menggunakan
Pengering Rambut
Mengendarai Mobil
Bermain Video Game
Menyalakan Radio
Menggunakan Microwave / Oven

Kamu telah membantu melepaskan Gas Rumah Kaca ke udara. Mengapa? Karena setiap kali kamu melakukan hal-hal tersebut, kamu membutuhkan tenaga listrik dan listrik dihasilkan melalui pembangkit listrik - power plant - yang sevagian besar menggunakan batubara dan minyak bumi. Sekali lagi, membakar batubara dan minyak bumi menghasilkan gas rumah kaca.

Hal-hal lain yang menyebabkan kita membantu melepaskan GRK ke udara :
-          Membuang sampah ke tempat penimbunan sampah menghasilkan metana. Metana juga dihasilkan dari limbah binatang yang dipelihara untuk menyuplai kebutuhan susu dan daging (seperti sapi) dan juga dari pertambangan Batubara;
-          Mengendarai mobil;
-          Menggunakan / membeli barang-barang produksi pabrik karena proses produksinya melepas GRK ke udara.

AKIBAT DARI GLOBAL WARMING/BAHAYA GLOBAL WARMING
Air bersih semakin sulit didapat (hanya 20% penduduk dunia yang dapat memperolehnya). Badai semakin sering terjadi, penyakit baru bermunculan, kita telah kehilangan lebih dari 1000 spesies dalam waktu singkat, es di kutub mencair dan permukaan air laut meningkat, dan masih banyak lagi..

GLOBAL WARMING DI INDONESIA

Dampak pemanasan global/global warming di Indonesia diantaranya adalah terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.
Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut. Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.
Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.
. Berita tentang banjir, tanah longsor, kekeringan, gelombang laut tinggi di atas normal kian sering muncul di media massa dewasa ini. Berita tentang banjir dan tanah longsor paling besar di Tanah Air terjadi di Wasior, Provinsi Papua Barat. Bencana yang terjadi pada 4 Oktober 2010 itu mengakibatkan sekitar 150 korban tewas dan kerugian material sekitar Rp 300 miliar. Kejadian di Wasior ini merupakan salah satu indikasi bahwa kualitas lingkungan hidup dewasa ini makin merosot.
Masih pada Oktober 2010, tepatnya pada tanggal 25, Jakarta mengalami kemacetan sangat parah. Kemacetan lalu-lintas di hampir seluruh ruah jalan, termasuk jalan tol, ini berlangsung sepanjang seore hingga menjelang subuh esok harinya.  Kemacetan parah ini terjadi akibat hujan deras merata di seluruh kawasan Ibu Kota. Tak seperti di Wasior, banjir di Jakarta memang tak sampai menelan korban jiwa. Tapi banjir di Jakarta mengakibatkan kemacetan sepanjang malam, yang berarti juga memicu kerugian dari bahan bakar kendaraan yang terbuang percuma serta kerugian non material yang nilainya tentu tak sedikit.
Selain Wasior dan Jakarta, banjir juga terjadi di beberapa wilayah Indonesia lainnya. Dan yang pasti, bencana banjir ini memperkuat indikasi bahwa penurunan mutu lingkungan hidup telah terjadi merata. Bahkan itu bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di berbagai belahan dunia. Secara spesifik, banjir bandang serta tanah longsor di Wasior terjadi karena hutan yang makin gundul. Padahal, hutan bermanfaat  besar dalam menahan air hujan. Terlebih hutan di seputar Wasior berada di kawasan perbukitan. Perbukitan dengan hutan yang masih lebat ibarat benteng yang melindungi Wasior. Tapi ketika bukit ini gundul, maka pertahanan Wasior terbuka. Paad saat intensitas hujan tinggi, yang terjadi kemudian adalah banjir bah, seperti pada  4 Oktober itu.
Sementara itu, banjir di Jakarta secara spesifik lebih dikarenakan oleh timbunan sampah.  Sampah-sampah yang berasal dari rumah tangga, bisnis, dan perkantoran ini beterbaran di sembarang tempat. Onggokan sampah di Jakarta juga terjadi di saluran-saluran air. Sampah-sampah, terutama sampah plastik, di saluran air inilah yang kemudian menghambat aliran air sehingga terjadi genangan. Ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, genangan air pun meluap ke jalanan. Luapan air yang berlebihan di jalan membuat jalanan tak bisa dilalui kendaraan.  Ini semua berujung pada kemacetan panjang dan memerlukan waktu lama untuk mengurainya.
Dari seluruh sampah di Jakarta, yang berasal dari perumahan adalah yang paling banyak, yakni 58 %. Yang lain berasal dari pasar 10%, komersial 15%, industri 15%, jalan, taman dan sungai 2%.
Secara umum, banjir di berbagai wilayah juga disebabkan intensitas curah hujan di atas normal. Tingginya intensitas curah hujan sendiri merupakan salah satu pertanda terjadinya perubahan pola cuaca.  Perubahan cuaca ini terjadi dalam skala dunia, dan penyebabnya adalah pemanasan global. Para ahli iklim dunia menengarai pemanasan global ini disebabkan makin banyaknya emisi gas karbondioksida (CO2) di udara. Sebagian besar penumpukan gas CO2 di udara berasal dari industri, pembangkit listrik berbahan bakar batubara serta solar, dan juga dari kendaraan bermotor.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More